Tindakan perundungan pada remaja masih menjadi permasalahan yang sering terjadi di Indonesia. Sehingga, mempengaruhi proses pembentukkan diri individu. Komunikasi interpersonal juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja dalam proses pembentukan diri. Di dalam kehidupan sehari-hari komunikasi interpersonal dapat dipelajari dengan menonton film. Salah satu film yang mengangkat tema kesehatan mental khsusunya perundungan, dan terdapat unsur komunikasi interpersonal adalah film anime Jepang berjudul “A Silent Voice”. Penelitian ini ingin menganalisis resepsi perundungan oleh remaja dalam film “A Silent Voice”. Metode yang akan digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan mewawancarai enam remaja dengan rentang umur 17-24 tahun yang berdomisili di wilayah JABODETABEK dan telah menonton film anime tersebut. Hasil temuannya adalah pertama, resepsi menonton film “A Silent Voice” menimbulkan efek media secara kognitif, afektif, dan behavorial. Kedua, komunikasi interpersonal yang efektif mampu mencegah terjadinya perundungan. Para khalayak remaja ini pun menyetujui semua adegan film yang menunjukkan keterbukaan (openness), positif (positiveness), suportif/ dukungan (supportiveness), empati (empathy), dan kesetaraan (equality), serta memaknainya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah perundungan. Ketiga, resepsi khalayak terhadap film-film yang berisi konten perundungan menunjukkan hal yang positif. Terlihat dari resepsi mereka terhadap film ini adalah dominant-hegemonic position dan negotiated position, serta tidak ada yang oppositional position. Sehingga, mereka setuju jika menonton film khususnya anime tentang perundungan membantu mereka dalam mempelajari dan memaknai perundungan. |