Anda belum login :: 06 Jun 2025 07:41 WIB
Detail
BukuGAMBARAN GENDER-ROLE CONFLICT DAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA LAKI-LAKI USIA EMERGING ADULTHOOD
Bibliografi
Author: Benedictus Wishnu Samudera ; Partasari, Wieka Dyah (Advisor)
Topik: laki-laki; gender-role conflict; subjective well-being; emerging adulthood
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2024    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Abstract
Gender-role conflict pada laki-laki adalah tekanan yang dialami dalam memenuhi peran gender tradisionalnya. Tekanan ini seringkali datang dari ekspektasi dan stereotip yang mengharuskan laki-laki untuk selalu sukses, kuat, dan tidak emosional. Hal ini berdampak buruk bagi kesehatan mental laki-laki, seperti yang telah dibuktikan dalam beberapa penelitian sebelumnya. Tak terkecuali, subjective well-being, yang belum pernah diteliti sebelumnya dengan gender-role conflict. Padahal emosi positif, emosi negatif, dan kepuasan hidup penting untuk saling berkesinambungan agar mencapai subjective well-being yang baik. Terlebih, eksplorasi identitas, ketidakpastian, dan pembentukan diri terjadi di usia emerging adulthood. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gender-role conflict dan subjective well-being pada laki-laki usia emerging adulthood.

Pendekatan mixed methods dengan desain explanatory sequential digunakan. Sehingga analisis secara kuantitatif dan kualitatif dilakukan. Data kuantitatif dikumpulkan menggunakan Gender-Role Conflict Scale I (GRCS I) dari 100 partisipan laki-laki usia emerging adulthood dari berbagai daerah Indonesia. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengidentifikasi variasi skor GRCS I berdasarkan faktor-faktor demografis seperti suku bangsa, agama, pendidikan, dan status tinggal bersama keluarga. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam hingga member checking dengan empat partisipan dengan skor tinggi pada GRCS I untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang pengalaman gender-role conflict dan subjective well-being.

Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan gender-role conflict dengan skor tinggi dialami sebagian besar responden. Hanya agama yang signifikan menunjukkan perbedaan antar kelompok, sedangkan gender-role conflict pada faktor demografis lain tidak memiliki perbedaan yang signifikan antar kelompok. Analisis kualitatif mengungkapkan bahwa tekanan untuk mencapai kesuksesan karier dan finansial menjadi sumber utama emosi negatif seperti stres dan kecemasan. Temuan ini menyoroti pentingnya dukungan sosial dalam meningkatkan subjective well-being, serta kebutuhan akan intervensi yang dapat membantu laki-laki mengekspresikan emosi mereka secara sehat untuk mengurangi dampak negatif dari gender-role conflict.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)