Dalam masyarakat modern, angka perceraian di Indonesia terus meningkat, dengan jumlah orang tua tunggal mencapai 18,25% dari total penduduk, dan 94,84% di antaranya adalah ibu tunggal. Ibu tunggal menghadapi berbagai tantangan, termasuk peran ganda sebagai pencari nafkah utama, pengurus rumah tangga, dan pendidik anak, serta beban finansial dan psikologis tanpa dukungan pasangan. Hal ini dapat menghambat mereka dalam memenuhi tugas perkembangan dewasa awal. Hardiness menjadi sangat penting bagi ibu tunggal dalam menghadapi stres dan tantangan hidup.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara semi struktur, secara tatap muka dan daring yang melibatkan empat partisipan wanita dengan rentang usia 20-30 tahun, merupakan seorang ibu tunggal yang sedang bekerja. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode thematic analysis dan coding untuk mengorganisir hasil pengambilan data penelitian. Member checking digunakan sebagai metode untuk memvalidasi data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu tunggal dewasa awal yang bekerja cenderung memiliki hardiness yang tinggi. Ketiga aspek hardiness, yaitu commitment, control, dan challenged menjadi aspek yang mempengaruhi individu dalam proses beradaptasi. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap hardiness meliputi kemampuan membuat rencana, rasa percaya diri dan citra diri positif, serta kemampuan komunikasi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan dan program dukungan bagi ibu tunggal yang bekerja, serta menjadi dasar bagi penelitian-penelitian lanjutan dalam bidang psikologi dan kesejahteraan sosial. |