Penampilan yang diharapkan memenuhi standar kecantikan sering dipersepsikan sebagai hal penting dalam masyarakat, khususnya bagi perempuan. Terbentuknya sebuah standar kecantikan yang berkaitan dengan berat badan membuat mereka yang dikategorikan tidak memenuhinya rentan menerima perlakuan body shaming. Meski body shaming karena berat badan sering terjadi, hal ini tetap memberikan dampak psikologis yang serius dan butuh penanganan yang lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan menggambarkan self-compassion yang dimiliki perempuan dewasa awal dalam melalui pengalaman body shaming karena berat badan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi untuk mendapatkan pemaknaan pengalaman body shaming karena berat badan dan menggambarkan self-compassion yang dimiliki selama melaluinya. Partisipan penelitian terdiri dari tiga perempuan dewasa awal yang memiliki BMI overweight atau lebih, mengalami body shaming berupa ejekan verbal terkait berat badan dalam satu tahun terakhir, dan merasa mengalami dampak negatif dari perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman body shaming yang diterima oleh partisipan berasal dari teman, orang di lingkungan rumah, hingga dari keluarga mereka sendiri. Dalam menggambarkan self-compassion, dapat dilihat bahwa partisipan mulai dapat melihat pengalaman dari sisi negatif dan sisi positifnya, sadar bahwa mereka tidak sendirian dalam pengalaman ini, dan mulai berusaha bersikap baik kepada diri sendiri. Pembaca disarankan untuk memperluas pengetahuan tentang body shaming dan dampaknya, partisipan disarankan untuk melakukan seleksi dalam mengonsumsi materi dari media sosial, dan keluarga maupun orang terdekat lainnya disarankan untuk lebih sensitif terhadap hal-hal yang terjadi dalam hidup partisipan. |