Proses pembelajaran di sekolah menengah tidak selalu mendorong siswa untuk kreatif. Situasi kontras yang terjadi adalah ide-ide kreatif siswa cenderung tertahan atau bahkan “dihancurkan” oleh pihak-pihak yang sebenarnya memiliki tugas dan peran untuk membangun generasi yang mampu berpikir kreatif, imajinatif, dan inovatif. Karena pembelajaran berhasil atau tidaknnya dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar dan kualitas lulusan yang di hasilkan. Untuk mencapai tujuan ini, guru mesti menemukan metode mengajar yang tepat dengan kreatif dan produktif, yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Strategi pembelajaran kreatif-produktif, juga diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah luar Biasa, khususnya sekolah SLB untuk Tuna rungu. Karena anak tunarungu juga bisa mengembangkan diri ketika guru mampu membawa peserta didik dalam proses belajar yang kreatif. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan di SMA X SLB B Pangudi Luhur, khusunya pelajaran agama, di temukan bahwa proses belajar di dalam kelas yang dimana para peserta didik kurang berpartisipasi aktif dan bosan, pembelajaran yang masih monoton. Peneliti juga melihat kurang adanya kegiatan yang menciptakan inovasi atau pembelajran yang kreatif dari pendidik. Dengan demikian di butuhkan proses pembelajaran yang kreatif-produktif dari para pendidik maka, melalui karya tulis para pendidik mampu menerapkan pembelajaran yang kreatif dan produktif dengan keutamaan kebijaksanaan dan berpengetahuan. |