Pada masa emerging adulthood, perempuan cenderung berfokus pada cinta, karir, dan masa depan. Penggunaan makeup seringkali dikaitkan dengan kesuksesan ketiga hal tersebut. Terdapat dua fungsi penggunaan makeup, yaitu fungsi sebagai camouflage dan seduction. Salah satu dampak negatif penggunaan makeup adalah individu cenderung tidak puas dengan dirinya. Dengan begitu, penggunaan makeup dapat berhubungan dengan tingkat penerimaan diri seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara fungsi makeup sebagai seduction dan camouflage dengan penerimaan diri perempuan emerging adulthood. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Penelitian ini melibatkan 198 perempuan emerging adulthood pengguna makeup yang diperoleh dengan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala penerimaan diri dan alat ukur fungsi makeup sebagai camouflage dan seduction. Data diolah dengan teknik analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi makeup sebagai camouflage berkorelasi negatif dengan penerimaan diri dan fungsi makeup sebagai seduction tidak berkorelasi dengan penerimaan diri. Hasil tambahan menunjukkan bahwa fungsi makeup sebagai camouflage berkorelasi negatif dengan seluruh dimensi penerimaan diri, sedangkan fungsi makeup sebagai seduction tidak berkorelasi dengan seluruh dimensi penerimaan diri. Maraknya penggunaan makeup di masyarakat dapat membuat perempuan menggunakan makeup sebagai bentuk formalitas, tuntutan pekerjaan, maupun sosial. Dengan begitu, fungsi makeup sebagai seduction tidak berhubungan dengan penerimaan diri. Sebaliknya, fungsi makeup sebagai camouflage berkorelasi negatif dengan penerimaan diri karena makeup ditujukan untuk menutupi bagian yang dirasa kurang oleh pengguna. Peneliti menyarankan agar perempuan emerging adulthood lebih bijak menggunakan makeup dan mengurangi penggunaan makeup sebagai camouflage. |