Insidensi kanker dapat terjadi dari anak-anak hingga lanjut usia. Berdasarkan data dari National Cancer Institute (NCI) Amerika Serikat pada kelompok usia =20 tahun angka kejadian kanker <25 kasus per 100.000 orang, pada kelompok usia 45-49 tahun menjadi 350 kasus per 100.000 orang, dan menjadi 1000 kasus per 100.000 orang. Efek samping umum yang terjadi dan diderita oleh pasien yang melakukan kemoterapi adalah rasa mual dan muntah. Rasa mual yang sering terjadi dan dalam jangka waktu yang lama ini dapat memengaruhi kepatuhan pasien dalam menerima kemoterapi bahkan hingga mengganggu produktivitas karena ketidaknyamanan yang dialami pasien. Maka dibutuhkan terapi antimual dan muntah yang bekerja secara lepas lambat. Zat aktif yang memiliki efek antiemetik adalah ondansetron HCl, sehingga pada penelitian ini dilakukan pengembangan proses granulasi menggunakan zat aktif ondansetron HCl. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses granulasi dan ukuran granul yang memiliki efek lepas lambat paling baik. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode analisis ANOVA dua arah. Proses granulasi berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap T50 (0,0039) dapar asetat pH 4,5. Sementara itu, ukuran granul berpengaruh signifikan terhadap %DE (0,0285) medium dapar HCl pH 1,2, %DE (0,0226) & T50 (0,0286) dapar asetat pH 4,5, dan T50 (0,0456) dapar fosfat pH 6,8. |