Pada era modern ini, persaingan kerja semakin ketat, sehingga perusahaan perlu beradaptasi dan berinovasi. Perusahaan membutuhkan karyawan berkualitas yang siap menghadapi tantangan. Namun, beberapa perusahaan masih memegang stereotip terhadap karyawan laki-laki, mengharapkan mereka fokus hanya pada pekerjaan. Di sisi lain, laki-laki juga ditekan untuk bertanggung jawab atas keluarga, sering mengabaikan work-life balance. Akibatnya, banyak yang meningkatkan jam kerja, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran work-life balance terhadap psychological well-being pada karyawan laki-laki yang telah berkeluarga. Penelitian kuantitatif non-eksperimental ini menggunakan teknik convenience sampling. Penelitian ini melibatkan 100 karyawan laki-laki yang telah berkeluarga dan bekerja di wilayah Jabodetabek sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur yaitu work-life balance scale dan psychological well-being scale dengan pengujian hipotesis yang menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis utama menunjukan bahwa terdapat peran work-life balance terhadap psychological well-being pada karyawan laki-laki yang telah berkeluarga, terutama bagi mereka yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam psychological well-being berdasarkan keberadaan anak, kehadiran asisten rumah tangga, dan status kerja pasangan mereka. Harapannya, temuan dari penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian mendatang, yang akan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi variabel yang telah diteliti. |