Pertumbuhan dan perkembangan kendaraan listrik yang juga didorong oleh pemerintah dalam upayanya menurunkan emisi gas buang dan efek rumah kaca, sehingga upaya percepatan adopsi kendaraan listrik oleh masyarakat perlu ditingkatkan. Salah satu hambatan dalam percepatan adopsi tersebut adalah kekhawatiran atau keraguan dalam jarak jangkau (range anxety) dalam penggunaannya. Pengembangan infrastruktur pengisian daya yang efisien merupakan alternatif solusinya. Salah satu pendekatan dalam menyediakan layanan pengisian daya adalah melalui Stasiun Penukaran Baterai (Battery Swap Station - BSS), di mana baterai kendaraan listrik dapat langsung ditukar dengan baterai yang telah terisi penuh. Penentuan lokasi stasiun penukaran baterai yang optimal dan strategis menjadi kunci keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan energi pengguna kendaraan Listrik. Penelitian ini mengusulkan penggunaan metode K-Means Clustering sebagai pendekatan untuk menentukan penempatan lokasi Stasiun Penukaran Baterai. Metode ini memanfaatkan analisis cluster untuk mengelompokkan wilayah geografis berdasarkan sejumlah parameter seperti frekuensi penggunaan kendaraan listrik, jarak tempuh, kebiasaan penggunaan baterai serta pertukaran baterainya, dan pola rute berkendara. Analisis terhadap setiap kelompok parameter ini untuk menemukan kebiasaan pertukaran baterai (battery swapping habbits), yang kemudian berdasarkan pola pertukaran baterai tersebut digunakan untuk menentukan lokasi penukaran baterai. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pola pertukaran baterai oleh pengendara ojek online rata-rata berkisar pada State of Charge (SoC) 16,23% kondisi baterai dan dengan menggunakan pola kebiasaan pertukaran baterai tersebut diperoleh 9 lokasi untuk penempatan stasiun penukaran baterai (BSS) dengan mengkover 97% unit sepeda motor yang melintas di sekitarnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis dalam menentukan lokasi Penukaran Baterai baik bagi perusahaan kendaraan listrik, penyedia layanan pengisian daya maupun pemerintah. Dengan penentuan lokasi berdasar kebutuhan dan kebiasaan pertukaran baterai, dapat meningkatkan adopsi kendaraan listrik dan mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan. |