Industri tekstil menjadi salah satu dari lima sektor industri yang diutamakan oleh pemerintah Indonesia, yang kemudian menimbulkan fenomena baru dengan nama fast fashion. Fenomena ini mendorong produksi busana secara terus-menerus yang menyebabkan berbagai dampak negatif bagi sektor lingkungan. Maka, pelaku industri fast fashion pun ikut ambil bagian di dalam agenda sosial agar dapat menjalankan pertanggungjawaban atas dampak yang telah dilakukan. Dengan adanya program Corporate Social Responsibility (CSR) yang efektif, maka perusahaan dapat membentuk citra perusahaan yang diharapkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas program CSR Unlocking the Power of Clothing Re:Uniqlo terhadap citra perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner secara online kepada 96 responden. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, pertama, efektivitas program CSR Unlocking the Power of Clothing Re:Uniqlo memiliki pengaruh positif signifikan dan sedang terhadap citra perusahaan yang bernilai sebesar 0.505. Ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab pengaruh yang diperoleh bersifat sedang, diantaranya adalah Uniqlo yang menilai program Re:Uniqlo sebagai sumber penghasilan dan fasilitas Re:Uniqlo yang perlu ditingkatkan pemerataannya di setiap gerai. Selain itu, temuan diperkuat dengan interpretasi berikut, yaitu, pertama, program CSR yang efektif membutuhkan komunikasi intensif oleh Public Relations (PR) kepada komunitas sasaran, menggunakan beragam media yang dimiliki, seperti media sosial. Kedua, dalam pembentukan citra, perusahaan perlu meningkatkan fungsi PR dalam menyampaikan informasi mengenai aktivitas CSR secara jelas dan otentik kepada komunitas, salah satunya dengan metode personalisasi konsumen, yaitu strategi pemasaran yang menganggap konsumen sebagai sahabat. Ketiga, PR perlu lebih intensif mengkomunikasikan informasi terkait visi dan misi organisasi yang diimplementasikan ke dalam CSR, agar konsumen tidak merasa bahwa organisasi hanya melakukan CSR untuk keuntungan saja, namun berkontribusi pada sustainability. |