Pendahuluan: Dismenore adalah nyeri atau kram yang terkait dengan menstruasi dan dianggap sebagai salah satu gangguan reproduksi wanita yang paling umum di antara wanita usia subur. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI pada tahun 2014, angka kejadian dismenore di Indonesia adalah sebesar 64,52% yang terdiri atas 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Studi menunjukkan bahwa tingginya prevalensi dismenore di Indonesia disebabkan oleh faktor risiko seperti nulipara, usia, gangguan psikologis, dan kebiasaan hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol. Oleh karena itu, salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan aktivitas fisik yang dapat mengurangi gejala dismenore. Metode: Penelitian dengan desain penelitian deskriptif analitik kohort prospektif menggunakan data yang didapat melalui kuesioner WaLIDD score dan jumlah langkah kaki rata-rata per minggu yang diukur menggunakan aplikasi Pedometer Step Counter. Penelitian ini melibatkan 32 responden yang diperoleh melalui metode simple random sampling. Analisis data hasil penelitian dilakukan menggunakan uji Chi-square. Hasil: Diperoleh 28 responden (87,5%) mengalami dismenore yang terbagi menjadi 10 responden (31,3%) mengalami dismenore ringan, 14 responden (43,8%) mengalami dismenore sedang, dan 4 responden (12,5%) mengalami dismenore berat. Data rata-rata jumlah langkah kaki harian diperoleh bahwa 23 responden (71,9%) memiliki aktivitas fisik kurang, 8 responden (25%) memiliki aktivitas fisik rendah, dan 1 responden (3,1%) memiliki aktivitas fisik sedang. Simpulan: Analisis dengan uji Chi-square menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jumlah langkah kaki dengan derajat dismenore (p=0,126). |