Anda belum login :: 26 Jul 2025 07:25 WIB
Detail
BukuHubungan Kesembuhan Pasien Tuberkulosis Paru dengan Ada Tidaknya Pengawas Menelan Obat (PMO) di Rumah Sakit Atma Jaya (Artikel dari Damianus Journal of Medicine Vol.18 No.2 November 2019: hal.67-73)
Bibliografi
Author: Dailami, Fariz Abdul Mujib ; Wirahardja, Adrianne Priska Regina Satya ; Chriestya, Febie
Topik: Tuberkulosis; pengawas minum obat (PMO); keberhasilan pengobatan
Bahasa: (ID )    
Tahun Terbit: 2019    
Jenis: Article - diterbitkan di jurnal ilmiah nasional
Fulltext: B7. Publikasi Regina Satya.pdf (555.65KB; 6 download)
Abstract
Pendahuluan: Salah satu masalah kesehatan terbesar yang dihadapi komunitas saat ini adalah penyakit Tuberkulosis (TB) paru.TB paru adalah penyakit infeksi pada saluran saluran pernafasan dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. World Health Organization WHO merekomendasikan strategi Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) untuk penanggulangan TB. Salah satunya adalah dengan menyediakan Pengawas Menelan Obat (PMO) yang mengawasi penderita TB paru selama masa pengobatan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden didapatkan dengan cara consecutive sampling dari rekam medis di Rumah Sakit Atma Jaya. Studi ini menggunakan kriteria inklusi seperti pasien TB baru dengan sputum positif, pasien TB dewasa yang telah menyelesaikan 6 bulan pengobatan dan pasien yang memeriksakan sputum kembali setelah pengobatan selesai. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien TB-HIV dan pasien TB Milllier. Total sampel yang didapatkan dari rekam medik sebanyak 81 responden dipilih sesuai kriteria penelitian. Data dianalisis dengan uji Chi Square (uji Fisher Exact).
Hasil: Sebagian besar pasien berumur 15-50 tahun (70,4%) dengan umur rata-rata 38,49±17,83 tahun, lakilaki (53,1%), memiliki keluarga sebagai PMO (91,4%) dan memiliki pengobatan yang berhasil (74,1%). Pasien TB dengan PMO lebih banyak yang berhasil dalam pengobatannya, tetapi hasil ini tidak bermakna bila dibandingkan dengan pasien TB yang tidak memiliki PMO (p=0,670).
Simpulan: Studi ini menunjukan implementasi strategi DOTS yang baik di Rumah Sakit Atma Jaya, walaupun hasilnya tidak bermakna. Implementasi dari TB DOTS yang baik dapat berkontribusi pada jumlah sampel yang tidak seimbang sehingga perkiraan keberhasilan pengobatan pasien TB dengan PMO menjadi lebih besar.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.09375 second(s)