| Industri biomedik adalah salah satu industri yang masih sangat amat gencar dalam melakukan inovasi dan peningkatan kualitas dari segala segi, termasuk dalam segi pemilihan material. Tissue engineering merupakan bagian dari industri biomedik yang berfokus kepada menciptakan jaringan pengganti tubuh manusia. Dalam tissue engineering, pemilihan material sangatlah krusial untuk dapat menciptakan scaffold dengan kualitas yang baik. Scaffold sendiri adalah sebuah jaringan yang merekayasa jaringan tubuh manusia, adapun karena bentuknya yang membutuhkan kualitas manufaktur yang baik, scaffold sering diproduksi dengan menggunakan 3D Printer. Scaffold pada umumnya dibuat dari PLA, yaitu sebuah polimer dari bahan organik yang memiliki biocompatibility yang baik sehingga sering digunakan sebagai biomaterial. Akan tetapi, PLA sebagai bahan dasar scaffold memiliki kelemahan dari segi sifat mekanik dan dari kerentanan terhadap infeksi mikroorganisme seperti bakteri. Nanofiller merupakan bahan tambahan yang umum dicampurkan untuk mendapatkan komposit yang baik. Komposit berbahan dasar PLA sangat umum direkayasa dengan cara penambahan nanofiller untuk meningkatkan kualitas sifat mekanik serta ketahanan antibakterinya. GO dan TiO2 adalah dua senyawa yang memiliki potensi yang baik untuk melengkapi kekurangan komposit berbahan dasar PLA. Penambahan nanofiller divariasikan pada jumlah 0,03 gram, 0,05 gram, 0,07 gram, 0,1 gram yang kemudian diikuti dengan uji tarik, uji impak, dan uji antibakteri untuk mengetahui pengaruh penambahan nanofiller. Penambahan nanofiller 0,1 gram TiO2 meningkatkan kekuatan tarik komposit PLA sebanyak 5 MPa sedangkan penambahan nanofiller GO efektif dalam menciptakan inhibisi bakteri komposit PLA. |