Penelitian ini didasarkan pada makna hidup remaja perempuan akhir yang mengalami kondisi fatherless. Fenomena fatherless merupakan hilangnya sosok atau peran ayah dalam kehidupan anak. Peristiwa fatherless ini menimbulkan berbagai dampak, yaitu muncul gejala depresif dan tingkat kepercayaan diri yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemaknaan hidup mereka berdasarkan kondisi fatherless yang dialami dengan menggunakan tiga dimensi, yaitu dimensi personal, sosial, dan nilai-nilai, serta faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif. Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan kepada tiga partisipan berjenis kelamin perempuan. Pemilihan partisipan menggunakan metode purposive sampling, dengan karakteristik (1) Remaja akhir berusia 18-21 tahun dan (2) Mengalami fatherless (terpisah dari ayah) minimal tiga tahun. Validitas data yang dilakukan adalah dengan menggunakan member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dimensi yang ada saling terkait dan membantu untuk mencapai makna hidup. Ketiga partisipan berhasil melewati kelima tahapan dalam dalam upayanya untuk mengalami proses mencapai makna hidup, Selain itu, dari faktor internal, faktor yang dominan adalah ibadah dikarenakan membantu menguatkan partisipan. Serta faktor eksternal yang dominan adalah pengalaman fatherless itu sendiri dan lingkungan sosial sebagai dukungan bagi mereka. Dengan adanya peristiwa ini membuat ketiga partisipan memiliki tujuan hidup yang berkaitan dengan makna hidup. |