Banyak orang kini menikmati waktu luangnya dengan memelihara hewan peliharaan. Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang paling digemari oleh banyak orang karena rasa persahabatan yang diberikannya, dan juga terbukti bermanfaat untuk meningkatkan well-being manusia. Seseorang dengan well-being yang tinggi akan cenderung lebih sering merasa senang dan puas akan hidupnya. Akan tetapi, hasil temuan mengenai hal ini masih bersifat beragam dan kompleks akibat perbedaan faktor sosio-demografis yang ada pada setiap individu. Perbedaan ini yang menyebabkan tidak semua orang akan merasakan manfaat dari berinteraksi dengan anjing peliharaan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih jauh mengenai hubungan antara dog-owner relationship dan subjective well-being pada pemelihara anjing di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data non-probability sampling, khususnya convenience sampling. Penelitian ini melibatkan sebanyak 209 partisipan berusia 18 tahun ke atas yang kini sedang memelihara anjing setidaknya selama tiga bulan, dan bertempat tinggal di daerah Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik Pearson’s correlation (r) untuk melihat nilai signifikansi dan arah korelasi antara dua variabel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dog-owner relationship secara signifikan berkorelasi positif dengan subjective well-being (r = .495; p < .001). Mayoritas sampel penelitian memiliki hubungan yang dekat dengan anjing peliharaan mereka, serta memperoleh skor subjective well-being yang tinggi. Dengan demikian, hasil temuan ini telah membuktikan bahwa memelihara dan berhubungan dekat dengan anjing dapat meningkatkan subjective well-being seseorang. |