Setelah mengalami tiga kali perubahan dalam metode perkuliahan karena pandemi COVID-19, mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya akan kembali menjalankan perkuliahan secara tatap muka. Berbeda dengan perkuliahan daring, dimana mahasiswa menjalankan perkuliahan di rumah, pada perkuliahan tatap muka, mahasiswa harus ke kampsus. Mahasiswa harus kembali beradaptasi ke situasi awal, yaitu menjalankan perkuliahan secara tatap muka. Saat harus kembali beradaptasi ke situasi awal, mahasiswa rentan mengalami kecemasan. Salah satu hal yang dapat terjadi ketika individu mengalami kecemasan adalah mengalami gangguan tidur. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya pasca pandemi COVID-19.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Partisipan penelitian yang terlibat berjumlah 335 mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner secara online, yaitu melalui Google Form. Kuesioner terdiri dari alat ukur Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Teknik analisis data yang digunakan adalah Spearman correlation.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya pasca COVID-19 (r=0,454, p<0,001). 25,4% mahasiswa tidak cemas dan 75,6% mahasiswa cemas. Sementara itu, 7,2% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang baik dan 92,8% mahasiswa memiliki kualitas tidur buruk. Hasil penelitian tambahan menunjukkan tidak ada perbedaan kecemasan dan kualitas tidur yang signifikan berdasarkan angkatan. |