Memasuki masa post pandemi Covid-19 ini, masyarakat belum terlepas dari mutasi atau varian baru dari virus Covid-19. Ancaman kesehatan yang dialami oleh individu menyebabkan kecemasan dan dapat berakhir menjadi health anxiety. Health anxiety merupakan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang dialami oleh seseorang terhadap kesehatannya sendiri. Individu dengan health anxiety akan mencari kepastian akan kesehatannya di internet. Menggunakan internet untuk mendapatkan informasi kesehatan memberikan kemudahan, namun perlu diketahui terdapat risiko dibalik kemudahan yang diberikan. Kemudahan ini memungkinkan individu untuk mengalami kontradiksi dalam membuat perbedaan antara sumber informasi online yang kredibel dan yang tidak. Hal ini perlahan membuat individu akan terus mencari informasi kesehatan dan mengalami cyberchondria. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara health anxiety dengan cyberchondria terutama pada masa post pandemi Covid-19. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Partisipan dalam penelitian ini adalah individu dewasa muda awal dengan rentang usia 18-25 tahun. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 213 responden. Peneliti menggunakan metode convenience sampling dengan alat ukur Short Health Anxiety Inventory (SHAI) dan Cyberchondria Severity Scale (CSS). Teknik analisis data yang digunakan adalah Spearman’s correlation. Hasil penelitian yang ditemukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel health anxiety dengan variabel cyberchondria pada individu dewasa muda awal di masa post pandemi Covid-19. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam jenis kelamin. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah semakin meningkatnya health anxiety yang dialami oleh individu dewasa muda awal, maka semakin meningkat juga cyberchondria dialami oleh individu dewasa muda |