Toxic parenting merupakan bentuk pola asuh orang tua atau pengasuh yang merugikan anak secara fisik, emosional, atau psikologis dan dapat menimbulkan dampak-dampak buruk terhadap anak. Tidak hanya itu, pengalaman toxic parenting juga dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pola asuh yang diterapkan. Anak yang mengalami toxic parenting memiliki kemungkinan untuk menjadi orang tua toxic ketika sudah memiliki anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendalami gambaran pola asuh pada orang tua middle age yang mengalami toxic parenting saat anak-anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan menggali aspek-aspek faktor yang memengaruhi pola asuh, dan aspek yang terdapat dalam dimensi kontrol dan dimensi kehangatan. Terdapat tiga partisipan penelitian yang dipilih melalui teknik homogeneous sampling dengan kriteria orang tua yang berada di rentang usia 40-60 tahun, dan memiliki pengalaman toxic parenting saat anak-anak. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah thematic analysis dan divalidasi menggunakan triangulasi sumber dan member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh ketiga partisipan tidak toxic. Dua partisipan menerapkan pola asuh authoritative (tingkat kontrol dan kehangatan yang tinggi), dan satu partisipan menerapkan pola asuh permissive-indulgent (tingkat kontrol yang rendah dan kehangatan yang tinggi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan yang mengalami toxic parenting tidak ingin menerapkan pola asuh yang toxic sehingga dapat mengasuh anak-anaknya dengan baik. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut terkait perbedaan pola asuh antara ayah yang mengalami toxic parenting saat anak-anak dan ibu yang mengalami toxic parenting saat anak-anak. |