Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang harus dikerjakan. Jika hal tersebut belum selesai, tekanan untuk menyelesaikannya akan terasa. Dalam situasi ini, perilaku prokrastinasi dan kemampuan time management adalah hal yang harus diperhatikan. Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kedua hal tersebut kebanyakan dilakukan dalam konteks akademik, padahal kedua hal ini juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkungan kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan perilaku prokrasitinasi dan kemampuan time management antara karyawan laki-laki dan karyawan perempuan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain uji komparatif. Partisipan penelitian berjumlah 100 orang yang terdiri dari 49 orang laki-laki dan 51 orang perempuan yang bekerja di sebuah perusahaan selama minimal tiga bulan, yang dikumpulkan dengan accidental sampling. Alat ukur prokrastinasi dikembangkan oleh Kamiko (2019) dan alat ukur time management dikembangkan oleh Aprilia (2016). Data dianalisa dengan independent sample t-test.
Hasil yang didapat menunjukkan tidak ada perbedaan dalam perilaku prokrastinasi dan kemampuan time management antara karyawan laki-laki dan karyawan perempuan. Hasil tersebut selaras dengan hasil penelitian milik Ferrari (dalam Wazid et al., 2016) yang menyatakan tidak ada perbedaan perilaku prokrastinasi antara laki-laki dan perempuan, serta penelitian milik Razali et al., (2018) yang menyatakan tidak ada perbedaan kemampuan time management antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini mungkin didapat karena jumlah partisipan yang sedikit atau karena partisipan hanya berasal dari satu perusahaan saja. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan partisipan yang lebih banyak dan perusahaan yang lebih bervariasi. |