Skripsi memiliki dampak pada mahasiswa yang mengerjakannya, terutama pada mahasiswa yang memilih masa studi lebih singkat untuk lulus lebih cepat. Hal ini dikarenakan mahasiswa harus mengerjakan skripsi sembari mengikuti berbagai kelas mata kuliah, mengerjakan tugas mata kuliah baik individual maupun berkelompok, magang kuliah kerja praktek (KKP), berorganisasi, dan adanya tuntutan orang tua untuk lulus cepat. Mahasiswa dengan masa studi lebih singkat harus melalui proses yang lebih padat tetapi singkat. Hal ini membuat mahasiswa mengalami tekanan dan membuat mereka stress. Pengerjaan skripsi dengan masa studi normal sering dianggap sebagai sesuatu yang stressfull oleh mahasiswa, terlebih jika masa studi lebih singkat. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stress akademik dan coping stress akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FPUAJ) Angkatan 2019 selama pengerjaan skripsi untuk dapat lulus 3,5 tahun.
Penelitian kualitatif ini melibatkan 3 mahasiswa skripsi FPUAJ angkatan 2019 yang lulus dalam waktu 3,5 tahun dan mengalami stress akademik. Wawancara dilakukan secara daring melalui platform Zoom Meeting, Team Meeting, dan Google Meet sesuai persetujuan partisipan. Hasil wawancara diolah dengan melakukan verbatim dan koding yang sesuai. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa skripsi FPUAJ angkatan 2019 yang lulus dalam waktu 3,5 tahun dan mengalami stress, menggunakan strategi coping dominan yang sama, yakni problem focused coping. Planful problem solving menjadi yang paling dominan digunakan oleh mahasiswa. Coping tersebut paling banyak dilakukan karena menyelesaikan masalah secara langsung dan efektif. Efektif dan langsung yang dimaksud adalah skripsi dan mata kuliah tersisa yang merupakan beban bagi partisipan dapat langsung terselesaikan. |