| Luka bakar adalah cedera pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh panas, radiasi, produk kimia, atau gesekan yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya. Berdasarkan data WHO pada tahun 2018, wilayah Asia Tenggara memiliki sekitar 180.000 kematian akibat luka bakar per tahun. Pengobatan yang seringkali digunakan dalam hal ini adalah antibiotik topikal. Namun, penggunaan antibiotik sintetis yang berlebihan menimbulkan masalah resistensi. Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri adalah Styrax benzoin dengan kandungan utama asam sinamat. Banyak studi yang menunjukkan aktivitas Styrax benzoin sebagai antibakteri. Namun, belum ada studi yang dilakukan untuk formulasi dan optimasi sediaan nanoemulgel dari ekstrak etanol Styrax benzoin. Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat formulasi sediaan nanoemulgel Styrax benzoin dari ekstrak etanol Styrax benzoin dan mengevaluasi serta optimalisasi sediaan nanoemulgel yang stabil. Optimasi dari formulasi nanoemulgel dilakukan dengan metode Simplex Lattice Design dengan variasi konsentrasi surfaktan Tween 80 dan Span 80. Didapatkan formula yang paling optimal adalah F4 dengan perbandingan Tween 80:Span 80 8,5:4,5. Formula F4 menghasilkan nanoemulgel dengan warna krem, tekstur lembut, dan bau khas kemenyan dengan viskositas sebesar 32.700 ± 4.327 cPs; daya sebar 5,39 ± 0,08 cm; daya lekat 9,57 ± 1,42 detik; ukuran partikel 53,5 ± 13,0 nm; dan indeks polidispersitas sebesar 0,240. Nanoemulgel formula F4 bersifat stabil setelah uji stabilitas penyimpanan dan freeze-thaw, sehingga nanoemulgel Styrax benzoin dengan formula F4 dapat diformulasikan menjadi nanoemulgel yang optimal dan stabil. |