Latar Belakang: Populasi lansia di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Depresi merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang dapat terjadi pada lansia. Beberapa faktor yang berperan dalam kejadian depresi pada lansia antara lain hambatan aktivitas dan gangguan tidur. Hambatan aktivitas dapat berupa penurunan fungsi penglihatan, riwayat jatuh, masalah jantung, stroke, dan penggunaan alat bantu jalan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan profil demografi kejadian depresi pada lansia serta hubungan dari berbagai faktor dengan kejadian depresi pada lansia di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data diperoleh dari Indonesian Family Life Survey-5 (IFLS 5). Alat ukur depresi yang digunakan berupa skala kuesioner Center for Epidemiological Depression Scale (CESD-10). Uji analisis data dilakukan secara univariat menggunakan analisis deskriptif, bivariat menggunakan uji chi-square, dan multivariat menggunakan binary logistic regression. Hasil: Prevalensi depresi di antara dari 2909 adalah sebesar 24,1%. Profil demografi berupa usia dan tingkat pendidikan, serta faktor riwayat jatuh, masalah jantung, stroke, gangguan penglihatan, dan gangguan tidur berhubungan signifikan dengan kejadian depresi. Faktor yang tidak berhubungan signifikan adalah jenis kelamin, gangguan pendengaran, dan penggunaan alat bantu jalan. Gangguan tidur merupakan faktor yang paling berpengaruh dengan kejadian depresi pada lansia dengan probabilitas sebesar 5,021 kali lebih tinggi. Kesimpulan: Mayoritas dari responden tidak mengalami depresi dan berjenis kelamin perempuan, serta memiliki tingkat pendidikan dibawah SMA atau sederajat. Usia, tingkat pendidikan, riwayat jatuh, masalah jantung, stroke, gangguan penglihatan dan gangguan tidur merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian depresi. Jenis kelamin, gangguan pendengaran, dan penggunaan alat bantu jalan merupakan faktor-faktor yang tidak berhubungan secara signifikan. |