Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara regulasi emosi kognitif dengan agresivitas pada emerging adulthood Jabodetabek yang bermain game online kompetitif. Game online sendiri sangat diminati mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa di Indonesia dan sebagai sarana untuk mengisi waktu luang mereka hingga menjadi sebuah hobi. Meskipun demikian, terdapat beberapa kasus nyata di Indonesia berupa perilaku individu dari kalangan dewasa awal yang menunjukkan agresivitas akibat bermain game online kompetitif. Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa regulasi emosi kognitif merupakan salah satu metode coping strategy yang tepat sebagai moderator saat seseorang sedang mengalami suatu peristiwa yang negatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur CERQ atau Cognitive Emotion Regulation Questionnaire dari Garnefski, Kraaji, & Spinhoven serta alat ukur Aggression Questionnaire dari Buss- Perry yang telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Pengambilan data menggunakan teknik convenience sampling dan peneliti berhasil mendapat 205 data dewasa awal (18-25 tahun) berdomisili Jabodetabek yang bermain game online kompetitif. Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik korelasi Spearman, karena data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji korelasi Spearman, terdapat delapan dari sembilan strategi regulasi emosi kognitif memiliki korelasi signifikan dan satu dari sembilan strategi regulasi emosi kognitif tidak memiliki korelasi signifikan dengan agresivitas pada emerging adulthood Jabodetabek yang bermain game online kompetitif. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan arah korelasi pada strategi regulasi emosi kognitif yang adaptif dengan yang maladaptif. Strategi regulasi emosi kognitif adaptif memiliki korelasi yang berbanding terbalik dengan agresivitas, seperti strategi acceptance, positive refocusing, refocus on planning, dan positive reappraisal. Sedangkan strategi regulasi emosi kognitif maladaptif memiliki korelasi yang berbanding lurus dengan agresivitas, seperti strategi self blame, rumination, catastrophizing, dan blaming others. Korelasi positif tertinggi antara regulasi emosi kognitif dengan agresivitas ada pada strategi acceptance (rho – acceptance (205) = - 0,270; p <.001; two-tailed) dan korelasi negatif tertinggi ada pada strategi blaming others (rho – blaming others (205) = 0,600; p <.001; two-tailed). Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara putting into perspective dengan agresivitas. Oleh karena itu, semakin tinggi regulasi emosi kognitif, maka semakin rendah kecenderungan agresivitas seseorang muncul dan sebaliknya. |