| Konsep Keadilan Restoratif merupakan suatu penyelesaian yang mengedepankan pemulihan terhadap hak korban seperti semula, yang mana penyelesaian tersebut bukan lagi berujung pada pemidanaan, konsep penyelesaian tersebut untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Albert Eglash. Jauh sebelum dikemukakannya konsep tersebut, Indonesia sudah mengimplementasikan penyelesaian restoratif yang dikenal dengan penyelesaian Mediasi Penal. United Nations sebagai Organisasi Internasional telah mengamanatkan kepada seluruh negara-negara peserta yang sistem hukum nasionalnya telah menerapkan penyelesaian Keadilan Restoratif untuk memperhatikan prinsip-prinsip yang dituangkan dalam Resolusi 2002/12 tentang Basic Principles on The Use of Restorative Justice Programmes in Criminal Matters. Disamping itu, Indonesia merupakan negara yang diakui sebagai negara peserta dari United Nations dan menjadi salah satu negara yang mempraktikkan konsep penyelesaian Keadilan Restoratif melalui institusi penegak hukumnya. Pada penelitian ini akan fokus pada ruang lingkup kepolisian sehingga penulis ingin melihat apakah penerapan penyelesaian suatu perkara yang diselesaikan melalui konsep Keadilan Restoratif oleh penyidik Polres Jakarta Utara telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam resolusi tersebut. Metode pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis-empiris, dengan melakukan wawancara terstruktur terhadap narasumber yang merupakan seorang anggota Sat Reskrim Polres Jakarta Utara selaku penyidik. Berdasarkan pada penelitian ini, disimpulkan bahwa implementasi penyelesaian Keadilan Restoratif terhadap perkara yang dijadikan studi kasus ataupun pada penerapannya, masih ditemukan ketidaksesuaian antara praktiknya dengan prinsip-prinsip dasar yang tertuang dalam Resolusi UN 2002/12. |