Myasthenia Gravis (MG) adalah salah satu penyakit autoimun yang menyerang otot pada sebagian tubuh atau seluruh tubuh. dapat mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kognitif dan psikologis seperti masalah sosialisasi, bekerja, belajar, dan lainnya. Gejala penyakit MG diduga akan mempengaruhi daya ingat, kecepatan, atensi, proses berpikir, komunikasi dari pasien MG yang dapat dilihat dari aspek kognitif. Selain itu, cara menghadapi situasi menekan juga menjadi hal yang penting untuk diketahui karena mampu memicu gejala penyakit MG. Salah satu cara mengetahui dua hal tersebut adalah dengan melihat aspek kognitif dan kepribadian dari pasien MG. Dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan pasien MG menjadi sadar dan dapat memiliki kualitas hidup yang baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik sampling convenience. Partisipan penelitian berjumlah 30 orang pasien MG dari anggota Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia (YMGI) dengan kriteria tingkat keparahan level I dan II. Alat ukur yang digunakan adalah Myasthenia Gravis Questionaire (MGQ), NEO FFI, dan WAIS IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek kognitif pasien MG memiliki hasil rendah dalam verbal comprehension, kemampuan visual motorik, daya ingat, atensi dan proses berpikir cepat, sedangkan aspek lainnya masih tergolong rata-rata.Sedangkan profil kepribadian pasien MG menunjukkan tingkat neuroticism, extraversion, openness, agreeableness, dan constientiousness dalam taraf rata-rata. Berdasarkan gambaran hasil dari kedua aspek ini, hal-hal yang menjadi kendala adalah kemampuan motorik, daya ingat, dan komunikasi. Namun, karakter kepribadian yang secara umum berfungsi dengan cukup baik diperkirakan dapat menjadi 'modal penting' untuk bisa mengatasi permasalahan dengan cukup baik dan pada akhirnya diharapkan dapat membuat kualitas hidup tidak memburuk. |