Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan akan energi semakin meningkat tidak terkecuali energi listrik. Sumber energi untuk listrik mayoritas berasal dari bahan bakar fosil dan sisanya adalah Energi Baru Terbarukan (EBT). Bahan bakar fosil menjadi masalah karena penggunaannya menimbulkan emisi greenhouse gas dan cadangan yang terbatas. Sedangkan, EBT lebih sedikit menimbulkan polusi dan memiliki cadangan yang hampir tersedia setiap saat. Namun demikian, EBT dalam penelitian ini adalah energi surya memiliki kelemahan yaitu sumber yang tidak stabil karena bergantung kepada faktor alam. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa penggabungan pembangkit listrik dengan dua atau lebih sumber yang berbeda dapat mengkompensasi kelemahan tersebut. Diantara penelitan tersebut, 1 metode yang terbukti paling optimum adalah dengan penggabungan energi fosil dan EBT. Penelitian ini menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Generator Set Diesel atau Genset yang terhubung secara on-grid dengan jaringan listrik konvensional dan mengadopsi sistem microgrid. Penelitian akan mengambil tempat di Gedung UNIKA Atma Jaya Jakarta Kampus 3 BSD. Penelitian dilakukan dengan simulasi dan optimasi menggunakan perangkat lunak HOMER Pro dengan skenario operasi yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian, penulis memilih konfigurasi paling optimal dengan kapasitas panel surya 238 kW, baterai 100 kW, dan konverter 131 kW. Parameter yang dianalisis dari konfigurasi tersebut Net Present Cost $2.89M, Levelized cost of energy (COE) $0.307, Operating cost $72,398/tahun, Initial capital cost $2.32M, dan Renewable fraction 24.6%. |