Pendahuluan: Saat ini Indonesia berada pada situasi triple burden malnutrition atau tiga beban masalah gizi yaitu kekurangan gizi (stunting dan wasting), kelebihan gizi (obesitas), dan defisiensi zat gizi mikro. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Terintegrasi (SSGBI) 2021, 24,4% balita di Indonesia mengalami stunting. Stunting berdampak jangka Panjang terhadap kualitas sumber daya manusia dan masalah penyakit degeneratif pada usia dewasa, sehingga stunting menyebabkan lost generation dan dapat mengancam dimensi perekonomi negara. Usia ibu saat hamil merupakan salah satu faktor penyebab stunting. Salah satu penyebab stunting adalah usia ibu saat hamil. Kehamilan pada usia remaja memiliki konsekuensi kesehatan yang signifikan bagi bayi dan ibu, serta terkait dengan mortalitas dan morbiditas ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kehamilan remaja dengan kejadian stunting pada balita. Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi telaah sistematis menggunakan PRISMA 2020. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan literatur dari sumber database Google Scholar, PubMed, and Science Direct dengan rentang tahun 2017-2022. Kriteria inklusi penelitian adalah semua literatur dengan rentang tahun 2017-2022 yang secara spesifik membahas hubungan kehamilan remaja dengan stunting dan menggunakan metode penelitian eksperimental maupun observasional. Penilaian kualitas literatur menggunakan Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal Tools. Hasil: Jumlah literatur penelitian yang terkumpul yaitu sebanyak 9 literatur. Literatur terpilih berlangsung pada rentang tahun 2017-2022 Terdapat 7 literatur yang menyatakan adanya hubungan kehamilan remaja dengan kejadian stunting pada balita dan 2 literatur yang menunjukkan tidak terdapat hubungan. Kesimpulan: Penelitian telaah sistematis ini menunjukkan adanya hubungan antara kehamilan remaja dan kejadian stunting. Kehamilan remaja cenderung lebih meningkatkan risiko stunting pada anak dibandingkan kehamilan di usia =20 tahun. |