Banyaknya bisnis kedai kopi di Indonesia pada beberapa tahun belakangan ini membuat persaingan antar bisnis sejenis semakin ketat. Mengutip dari InsightToffin.id, Head of Marketing PT Toffin Indonesia, Ario Fajar memberikan data pada konferensi Brewfest 2020 bahwasannya pertumbuhan bisnis kedai kopi berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan. Terdapat 1083 outlet pada tahun 2016 dan hingga 2019 terdapat 3000 outlet kedai kopi yang menjamur di daerah Jakarta, Surabaya, Medan, hingga Bandung. Berbagai inovasi konsep juga semakin banyak dalam penerapan bisnis kedai kopi di Jakarta. Salah satu konsep unik yang dapat diterapkan adalah konsep artisan. Perusahaan juga dituntut untuk memberikan citra positif kepada masyarakat untuk bersaing di pasar kedai kopi. Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi strategi public relations dalam membangun citra dari kedai kopi ternama, Tanatap Artisan yang mengangkat konsep artisan di Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi proaktif, strategi pesan, taktik cyber PR, serta evaluasi citra melalui teori jenis citra menurut Jefkins. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan perolehan data melalui wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi hingga interpretasi strategi public relations. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Tanatap Artisan berhasil mengimplementasikan strategi public relations menurut teori Smith yang meliputi strategi proaktif dengan implementasi performa organisasi, strategi pesan dengan implementasi model informasi melalui simbol, serta taktik cyber PR untuk membangun citra positif kepada masyarakat melalui konsep artisan. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi citra yang muncul pada konsumen yang secara keseluruhan mempunyai citra positif terhadap Tanatap Artisan. Kebaruan yang didapatkan oleh peneliti adalah konsumen cenderung tidak memahami konsep artisan serta interpretasi dari konsep tersebut, namun citra positif berhasil terbentuk kepada konsumen. |