Keluarga yang merupakan Gereja Kecil di tengah masyarakat, terbentuk melalui sebuah ikatan perkawinan antara seorang pria dengan seorang perempuan yang saling berjanji setia di hadapan Tuhan (foedus/perjanjian perkawinan). Pasangan suami istri usia perkawinan muda memerlukan banyak penyesuaian dalam berkomunikasi demi menjaga keutuhan keluarga mereka. Pada masa sekarang ini, banyak permasalahan hidup yang bisa menjadi tantangan bagi suami istri untuk mampu saling berkomunikasi secara baik, misalnya perbedaan pendapat dalam memilih atau memutuskan suatu hal. Perbedaan pendapat yang tidak dikomunikasikan secara baik, berpotensi merusak relasi dalam keluarga. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membantu pasangan suami istri usia perkawinan muda yang ada di wilayah Stefanus, Paroki Kedoya dalam membangun komunikasi yang selaras dan menghadirkan Kristus dalam kehidupan berumah tangga mereka. Harapannya adalah mereka semakin mampu memelihara keutuhan sebuah keluarga sebagai wujud dari sakramen perkawinan yang mereka hidupi. Penulis memakai metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara untuk mendapatkan data dari para pasangan suami istri usia perkawinan muda yang menjadi responden. Data tersebut digunakan untuk mendalami penyebab adanya hambatan dalam proses komunikasi serta bagaimana cara mengatasinya. Dengan demikian, diharapkan para pasangan suami istri usia perkawinan muda dapat terus belajar untuk bisa membangun komunikasi yang lebih baik dan efektif di dalam keluarga sehingga mampu menghadirkan kasih Kristus baik di dalam maupun di luar rumah. Dalam upaya untuk membantu pasangan suami istri usia perkawinan muda dapat selalu menciptakan komunikasi yang baik dan berkelanjutan, maka penulis menawarkan suatu program katekese yang dirancang sesuai kebutuhan pasutri berdasarkan analisis data penelitian. |