Pendahuluan : Membran Guided Tissue Regeneration (GTR) adalah salah satu contoh terapi periodontitis yang menguntungkan. Penelitian ini mengembangkan membran GTR menggunakan Poly-Lactic-co-Glycolic Acid, gelatin, metronidazole, dan naringin dengan metode fabrikasi blend electrospinning dan coaxial electrospinning, lalu akan dibandingkan dengan membran komersil SureDerm® sebagai membran kontrol. Metode : Fabrikasi membran Poly-Lactic-co-Glycolic Acid, gelatin, metronidazole, dan naringin dengan metode blend electrospinning dan coaxial electrospinning, lalu organoleptis, berat, ketebalan, pH, dan laju biodegradasinya akan diuji dan dibandingkan dengan membran komersil SureDerm®. Blend electrospinning adalah proses electrospinning campuran polimer dengan obat. Coaxial electrospinning adalah proses electrospinning dua larutan bersamaan untuk membuat struktur inti-cangkang. Hasil : Metode blend electrospinning menghasilkan membran tipis berstruktur sedikit kasar, berwarna abu-abu bening, tidak berbau, memiliki ketebalan, berat kering, berat basah, pH, dan persentase biodegradasi masing-masing 0,157 mm, 0,0057 gram, 0,0129 gram, 7, dan 97 %. Metode coaxial electrospinning menghasilkan membran tipis berstruktur halus, berwarna kuning bening, tidak berbau, rapuh, memiliki ketebalan, berat kering, berat basah, pH, dan persentase biodegradasi masing-masing 0,197 mm, 0,0041 gram, 0,0209 gram, 7, dan 100 %. Membran komersil SureDerm® adalah membran tipis, halus, berwarna putih, tidak berbau, memiliki ketebalan, berat kering, berat basah, dan persentase biodegradasi masing-masing 0,260 mm, 0,0028 gram, 0,0469 gram, dan 94,24 %. Kesimpulan : Membran hasil blend electrospinning memiliki sifat organoleptis, pH, dan laju biodegradasi yang lebih baik daripada membran hasil coaxial electrospinning. Namun, masih belum sebaik membran komersil SureDerm®. |