| Latar belakang: Penuaan ekstrinsik disebabkan oleh faktor lingkungan eksternal seperti paparan sinar UV. Sinar UV pada dermis akan menyebabkan terjadinya elastosis. UVB mempunyai kemampuan merusak serabut elastin yang berat. Mesenchymal Stem Cells (MSCs) dapat merangsang produksi ECM. Vitamin C mempromosikan sintesis ECM oleh MSCs. Vitamin C meningkatkan elastisitas kulit dengan mencegah hilangnya kolagen dalam proses photoaging. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologis kepadatan serat elastin pada kulit tikus yang mengalami radiasi sinar UVB setelah pemberian sekretom sel punca mesenkimal, vitamin C dan kombinasi keduanya. Metode: Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus Sprague-Dawley. Tikus diinduksi penuaan ekstrinsik dengan penyinaran sinar UVB. Tikus akan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok terapi. Kelompok terapi dibagi menjadi terapi sekretom, vitamin C dan terapi kombinasi keduanya di injeksi intradermal. Data diuji parametrik dengan One Way ANOVA dan dianalisis menggunakan uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference). Hasil: Rerata kepadatan serat elastin pada kelompok kontrol negatif, positif, terapi sekretom, vitamin C dan terapi adalah 1,7989, 1,2653, 2,0424, 1,9700 dan 2,2567 (%Area). Rerata kepadatan serat elastin lebih tinggi kelompok terapi. Terdapat hubungan signifikan pada pemberian injeksi kombinasi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Kesimpulan: Terapi kombinasi sekretom sel punca mesenkimal dengan vitamin C memberikan pengaruh terhadap kepadatan serat elastin menjadi lebih padat pada kulit tikus yang mengalami penuaan ekstrinsik akibat paparan radiasi sinar UVB hal ini dapat meingkatkan elastisitas kulit. |