Latar Belakang: Stunting dapat menurunkan kualitas perkembangan anak dimasa mendatang. Prevalensi stunting di Kabupaten Manggarai barat cukup tinggi meskipun merupakan area target tujuan wisata nasional. Hal ini menunjukkan kesenjangan, namun belum ada data mengenai karakteristik wilayah tersebut yang berhubungan dengan stunting pada balita. Dikatakan stunting jika Z-Score < -2 SD (Standar Deviasi). Faktor penyebab stunting, yakni kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan juga kurangnya asupan gizi pada bayi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kecamatan & faktor yang berhubungan dengan proporsi stunting pada kecamatan di Kabupaten Manggarai barat.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik potong lintang menggunakan data sekunder hasil timbang balita tahun 2021, cakupan layanan Program Intervensi Percepatan Penurunan Stunting tahun 2021, dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 yang berasal dari Kabupaten Manggarai Barat.Data di analisis menggunakan analisis deskriptif. Kemudian dilakukan uji bivariat untuk melihat hubungan antara faktor risiko stunting dengan proporsi stunting pada kecamatan.
Hasil: Berdasarkan penelitian, 5 dari 12 kecamatan memiliki proporsi stunting buruk (>20%) dengan proporsi stunting tertinggi di usia 24-60 bulan (17,81%). Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif, MP- ASI, suplemen zat besi, sanitasi, higiene dan tidak terdapat hubungan antara jumlah sekolah dan pelayanan kesehatan terhadap proporsi stunting di 12 kecamatan kabupaten Manggarai Barat.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah, terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif, MP-ASI, sanitasi dan higiene, serta tidak terdapat hubungan antara sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan. |