Latar Belakang: Populasi lansia diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia. Dengan bertambahnya usia, lansia akan mengalami kerentanan dan harus diperhatikan kualitas hidupnya agar tetap baik dari segala sisi. Khususnya di Indonesia, lansia wanita masih merupakan kelompok yang tergolong rentan. Kualitas hidup lansia dapat dipengaruhi akibat kesehatan fisik maupun mental, salah satunya adalah penurunan fungsi kognitif. Prevalensi penurunan fungsi kognitif seperti demensia di Indonesia yang terus meningkat perlu disadari oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penurunan fungsi kognitif pada lansia wanita berdasarkan IFLS-5. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang dan menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey 5. Sampel penelitian terdiri dari 789 lansia (=60 tahun) wanita. Teknik analisis data akan dilakukan secara univariat menggunakan analisis deskriptif dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil: Prevalensi penurunan fungsi kognitif pada lansia wanita sebesar 9%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, status pernikahan, riwayat pendidikan, partisipasi sosial, komposisi anggota keluarga, diabetes melitus, dan hipertensi (p = 0,128; p = 0,648; p = 0,648; p = 0,964; p = 0,106; p = 0,541; p = 0,640) dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia wanita di Indonesia. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji multivariat karena hasil uji bivariat tidak ada yang bermakna. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor-faktor sosiodemografi yaitu usia, status pernikahan, riwayat pendidikan, partisipasi sosial, komposisi anggota keluarga, dan penyakit kronis yaitu diabetes melitus dan hipertensi pada lansia wanita di Indonesia. |