Latar Belakang: Jurusan kedokteran merupakan salah satu jurusan yang sulit oleh karena itu mahasiswa banyak menghabiskan waktunya untuk belajar. Dengan meningkatnya durasi duduk dan posisi duduk yang tidak ergonomis maka akan menyebabkan masalah nyeri otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan durasi duduk dan posisi duduk dengan nyeri otot pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ. Metode: Penelitian analitik cross sectional yang dilakukan pada 447 mahasiswa preklinik FKIK UAJ Angkatan 2020-2022. Penilaian nyeri otot menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Penilaian durasi dan jenis posisi duduk menggunakan SLUMPQ yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan uji Chi-square Hasil: Didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan(70.5%), Indeks massa tubuh normal(64.5%), durasi duduk =3 Jam/hari(82.4%), dan duduk dengan posisi duduk 1(leher netral menatap lurus ke depan layar laptop). Sebanyak 243 responden memiliki keluhan nyeri otot(69%) dengan paling banyak pada bagian punggung(61.1%), bawah leher(56.8%), pinggang(54.5%), dan atas leher(51.7%). Hasil analisis yang didapatkan adalah jenis kelamin(p=0.000), Indeks massa tubuh(p=0.234), durasi duduk(p=0.027), posisi duduk 1(p=0.380), posisi duduk 2(p=0.003), posisi duduk 3(p=0.001), posisi duduk 4(p=0.374), dan posisi duduk 5(p=0.007). Kesimpulan: Mahasiswa preklinik FKIK UAJ mayoritas duduk dengan posisi leher menatap lurus ke depan layar laptop (76.4%), duduk dengan rata-rata durasi 6.2 jam/hari, dan terdapat adanya hubungan yang bermakna antara durasi duduk dan posisi duduk 2,3, dan 5 terhadap nyeri otot. |