Anda belum login :: 05 Jun 2025 06:50 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
PENGARUH KOMBINASI SEKRETOM MESENCHYMAL STEM CELL DAN ASCORBIC ACID TERHADAP JUMLAH DAN UKURAN KERATINOSIT STRATUM GRANULOSUM DAN STRATUM BASAL EPIDERMIS MODEL TIKUS PENUAAN KULIT
Bibliografi
Author:
Belinda, Olivia
;
Sidharta, Veronika Maria
(Advisor);
Sagala, Reynelda Juliani
(Advisor)
Topik:
Penuaan kulit intrinsik
;
penuaan kulit ekstrinsik
;
tikus Sprague-Dawley
;
keratinosit
;
sekretom MSC
;
ascorbic acid
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2022
Jenis:
Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK) - Registration of Karya Tulis Ilmiah Kedokteran
Fulltext:
Olivia Belinda_RegKTI_2022.pdf
(662.41KB;
10 download
)
Olivia Belinda_LembarAdministrasi.pdf
(331.01KB;
3 download
)
Abstract
Latar Belakang: Penuaan kulit merupakan fenomena kompleks kombinasi penuaan intrinsik dan ekstrinsik yang mengganggu proliferasi dan diferensiasi keratinosit epidermis sehingga jumlahnya akan berkurang dan ukurannya akan membesar seiring penuaan. Sekretom MSC kaya akan sitokin dan faktor pertumbuhan yang berefek protektif bagi keratinosit dalam meningkatkan proliferasi dan migrasinya. Ascorbic acid merupakan antioksidan poten kulit yang terbukti mampu melindungi kulit dari kerusakan akibat penuaan dengan menetralisir stres oksidatif.
Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh kombinasi sekretom MSC dan ascorbic acid terhadap jumlah dan ukuran keratinosit pada stratum granulosum dan stratum basal epidermis model tikus penuaan kulit intrinsik dan ekstrinsik secara histopatologis.
Metode: Penelitian eksperimental murni in vivo dengan desain “Randomized Post-test Only Control Group Design” ini menggunakan 36 ekor tikus Sprague-Dawley jantan yang dibagi menjadi 9 kelompok secara acak, yakni: kontrol negatif, kontrol positif, serta kelompok terapi sekretom MSC, ascorbic acid, dan kombinasi keduanya pada masing-masing penuaan intrinsik dan ekstrinsik. Jumlah dan ukuran keratinosit di stratum granulosum dan basal diamati secara histopatologis dengan mikroskop cahaya.
Hasil: Perhitungan kuantitatif menunjukkan perubahan jumlah rata-rata keratinosit menjadi lebih banyak serta ukuran rata-rata keratinosit menjadi lebih kecil di stratum granulosum dan basal epidermis pada kelompok terapi sekretom MSC, ascorbic acid, serta kombinasi keduanya dibandingkan kontrol positif penuaan kulit intrinsik dan ekstrinsik. Analisis statistik menunjukkan adanya perubahan bermakna jumlah keratinosit menjadi lebih banyak di penuaan intrinsik (stratum granulosum p = 0,001; stratum basal p = 0,016) dan ekstrinsik (stratum granulosum p = 0,042; stratum basal p = 0,001) maupun ukuran keratinosit menjadi lebih kecil di penuaan intrinsik (stratum granulosum p = 0,007; stratum basal p = 0,000) dan ekstrinsik (stratum granulosum p = 0,007; stratum basal p = 0,003) dengan pemberian terapi kombinasi keduanya.
Kesimpulan: Terapi kombinasi sekretom MSC dan ascorbic acid mampu memengaruhi perubahan jumlah keratinosit menjadi lebih banyak dan ukuran keratinosit menjadi lebih kecil di stratum granulosum dan basal epidermis model tikus penuaan kulit, sehingga kombinasi ini menjadi pilihan terapi yang menjanjikan sebagai agen anti penuaan kulit dibandingkan terapi tunggal dengan sekretom MSC atau ascorbic acid saja.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.078125 second(s)