Pendahuluan: Populasi lansia yang meningkat pesat di Indonesia meningkatkan terjadinya penyakit degeneratif, seperti gangguan kognitif. Fungsi kognitif yang buruk dapat memengaruhi penurunan kekuatan genggam tangan. Kekuatan genggam tangan penting sebagai salah satu indikator diagnosis sarkopenia yang dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara status kognitif dengan kekuatan genggam tangan pada pasien lansia di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Atma Jaya.
Metode: Penelitian potong lintang dengan menggunakan data rekam medis dan P3G pasien lanjut usia di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Atma Jaya dalam periode dua belas bulan dari Mei 2020 sampai Mei 2021. Variabel independen adalah status kognitif dan variabel dependen adalah kekuatan genggam tangan. Analisis bivariat (uji Chi-square) dengan uji korelasi Spearman’s rho dilakukan dengan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Hasil: Terdapat 272 subjek dengan median usia 66 tahun, 50,7% berjenis kelamin perempuan, 57,7% berpendidikan = 9 tahun, 85,3% berstatus menikah, 61,8% memiliki status kognitif normal, 57,4% memiliki kekuatan genggam tangan kanan lemah, dan 70,2% memiliki kekuatan genggam tangan kiri lemah. Berdasarkan perhitungan statistika, korelasi antara status kognitif dengan kekuatan genggam tangan kanan mendapatkan nilai p = 0,001 dan r = 0,204. Korelasi antara status kognitif dengan kekuatan genggam tangan kiri mendapatkan nilai p = 0,006 dan r = 0,165.
Kesimpulan: Terdapat korelasi antara status kognitif dengan kekuatan genggam tangan kanan dan kiri pada lansia di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Atma Jaya. |