Pendahuluan. Penyakit ginjal kronik merupakan suatu kondisi dimana ginjal kehilangan fungsinya secara progresif, yang kemudian dapat berujung dengan gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir. Salah satu pilihan pengobatan adalah transplantasi ginjal, namun mengharuskan pasien minum obat (imunosupresan) seumur hidup untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan organ donor (rejeksi). Maka dari itu, dibutuhkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Ketidakpatuhan pasien minum obat dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan tentunya mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat pasien transplantasi ginjal dengan kualitas hidup pasien di Indonesia.
Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan studi potong lintang. Pengambilan data menggunakan dua kuesioner, yaitu Morisky Medication Adherence Scale 8 Item (MMAS-8) dan World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Analisa data menggunakan SPSS dengan uji Chi-square dan uji Fischer sebagai alternatif.
Hasil. Dari 48 responden pasien transplantasi ginjal, 20.8% memiliki tingkat kepatuhan minum obat rendah, 75% memiliki tingkat kepatuhan minum obat sedang, dan 4.2% memiliki tingkat kepatuhan minum obat tinggi. Sebanyak 16.7% pasien transplantasi ginjal memiliki kualitas hidup yang buruk, 62.5% kualitas hidup sedang, dan 20.8% kualitas hidup baik. Hasil uji SPSS menunjukkan p-value = 0.336.
Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat pasien transplantasi ginjal dengan kualitas hidup pasien di Indonesia. |