Anda belum login :: 08 Apr 2025 15:10 WIB
Detail
BukuHUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN NYERI KEPALA TIPE TEGANG PADA MAHASISWA PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
Bibliografi
Author: Anastasya, Callista ; Tanjung, Julia Rahadian (Advisor); Mariani (Examiner)
Topik: Stres; Nyeri Kepala Tipe Tegang; DASS-42; HSQ
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Sarjana Kedokteran - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2022    
Jenis: Theses - Karya Tulis Ilmiah Kedokteran (KTI-FK) - Registration of Karya Tulis Ilmiah Kedokteran
Fulltext:
Abstract
Latar belakang : Stres merupakan respon tubuh terhadap stimulus eksternal yang bersifat mengancam, dan lazim dirasakan oleh manusia. Stres banyak dialami oleh masyarakat umum, tak terkecuali mahasiswa kedokteran. Stres pada mahasiswa kedokteran dapat disebabkan oleh tuntutan pembelajaran, masalah keluarga, masalah interpersonal, dan sebagainya. Walaupun stres lazim dirasakan, namun stres berlebihan juga bisa menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan, salah satunya nyeri kepala. Nyeri kepala sendiri merupakan masalah neurologis paling umum di dunia, salah satunya nyeri kepala tipe tegang. Namun, hubungan antara stres dengan nyeri kepala khususnya nyeri kepala tipe tegang sendiri belum banyak diteliti. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara dua hal tersebut.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik potong lintang yang dilakukan pada 120 responden mahasiswa preklinik FKIK Unika Atma Jaya angkatan 2019, 2020, 2021, dan 2022. Pengambilan data stres dan nyeri kepala tipe tegang dilakukan dengan kuesioner DASS-42 dan HSQ. Hasil data yang didapatkan di uji analisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kejadian nyeri kepala tipe tegang.

Hasil : Didapatkan responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 120 mahasiswa. Dari 120 mahasiswa, 74,2% mengalami stres dalam batas normal, 9,2% mengalami stres diatas batas normal dengan tingkat ringan, 10% mengalami stress dengan tingkat sedang, 5% mengalami stress dengan tingkat parah, dan 1,7% mengalami stres dengan tingkat sangat parah. Dari 120 mahasiswa, didapatkan juga 30,8% mengalami nyeri kepala tipe tegang dan 69,2% tidak mengalami nyeri kepala tipe tegang. Hasil dari uji bivariat chi-square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara stress dengan nyeri kepala tipe tegang pada mahasiswa preklinik FKIK Unika Atma Jaya. (p = 0,188)

Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara stres dengan nyeri kepala tipe tegang pada mahasiswa preklinik FKIK Unika Atma Jaya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)