Kebijakan physical distancing guna meminimalisir penularan COVID-19 di Indonesia memengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Metode pembelajaran daring bagi mahasiswa diterapkan sebagai salah satu upaya meminimalisir penularan COVID-19. Metode pembelajaran daring membuat mahasiswa perlu beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru, melakukan isolasi mandiri, dan membatasi interaksi sosial secara langsung. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan mahasiswa mengalami stres, kecemasan, kesepian, atau depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswi tahun pertama dari Fakultas Psikologi di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya selama masa pandemi COVID-19. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara dengan metode semi-structured. Partisipan penelitian ini adalah tiga orang mahasiswi tahun pertama dari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FPUAJ) yang menjalani pembelajaran daring selama masa pandemi. Hasil penelitian menunjukan ketiga partisipan memiliki gambaran subjective well-being yang berbeda-beda. Faktor yang berperan dalam membentuk pengalaman afek positif dan negatif adalah orientasi hubungan interpersonal partisipan, antara lain adalah hubungan pertemanan dan keluarga. Subjective well-being partisipan dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa dukungan sosial dari orang tua dan teman, sedangkan faktor internal berupa kepribadian dan religiusitas. Beberapa partisipan mengalami sedikit gejala psikologis berupa stres akademik, kecemasan, dan kesepian. |