Latar Belakang : Mahasiswi kedokteran yang memiliki beban akademis yang berat akan mengalami stres yang berkepanjangan. Dampak dari hal tersebut adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan salah satunya adalah infeksi saluran kemih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres dengan gejala infeksi saluran kemih pada mahasiswi program studi kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK Unika Atma Jaya).
Metode : Studi cross-sectional dilakukan terhadap mahasiswi FKIK Unika Atma Jaya angkatan 2020 dan 2021. Responden dipilih dengan teknik systematic random sampling secara proporsional untuk mengisi kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS) dan UTI Symptom Assessment questionnaire (UTISA) guna mengukur tingkat stres dan ada atau tidaknya gejala infeksi saluran kemih. Analisis data menggunakan uji Fisher.
Hasil : Sebanyak 50% dari 106 responden mengalami stres, diantaranya diantaranya 14,2% stres ringan, 18,9% stres sedang, 12,3% stres berat, dan 4,7% stres sangat berat. Terdapat 13,2% responden mempunyai gejala ISK. Diantaranya 18,9% responden mengalami stres dan mempunyai gejala infeksi saluran kemih dan 7,5% responden tidak mengalami stres tetapi memiliki gejala infeksi saluran kemih. Uji analisis Fisher’s Exact Test menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat stres dan gejala infeksi saluran kemih (p value=0,150)
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan gejala infeksi saluran kemih pada mahasiswi FKIK Unika Atma Jaya angkatan 2020 dan 2021. |