Vaksin booster COVID-19 berfungsi untuk meningkatkan perlindungan terhadap infeksi dan resiko kematian akibat Covid-19 setelah seseorang mendapat 2 dosis vaksin Covid-19. Lansia merupakan kelompok usia yang paling rentan terpapar dan terkena dampak dari Covid-19 karena penurunan sistem kekebalan tubuh dan penyakit komorbid yang diderita. Oleh karena itu, lansia diprioritaskan dan dianjurkan untuk menerima vaksin booster Covid-19. Namun sayangnya, pelaksanaan vaksinasi booster Covid-19 kini sepi peminat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung maupun penghambat lansia di Jakarta Utara untuk menerima vaksin booster COVID-19. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif, menggunakan metode wawancara mendalam dengan desain penelitian grounded theory. Data lalu akan dianalisis dengan metode Thematic Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kesehatan merupakan faktor pendukung utama. Selain itu, terdapat faktor pendukung lain seperti keluarga, peer support, dukungan RT RW, dokter, vaksin booster sebagai persyaratan administratif, dan pemerintah. Harapan untuk cepat memasuki fase endemi dan hidup normal, pilihan vaksin booster, dan media sebagai sarana informasi juga merupakan salah satu faktor pendukung. Sementara, faktor penghambat utama dalam lansia menerima vaksin booster adalah hoaks yang dapat menyebabkan keraguan terhadap keamanan dan efektivitas dari vaksin COVID-19. Isu politik, adanya penyakit penyerta, dan faktor keluarga merupakan faktor penghambat lain yang didapatkan pada penelitian ini. |