Pendahuluan: Pada tanggal 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) menyatakan COVID–19 sebagai pandemi. Sebagai upaya menekan transmisi virus, metode belajar tatap muka diubah menjadi metode belajar dalam jaringan (daring). Perubahan metode belajar yang baru ini perlu dievaluasi pelaksanaannya. Penelitian yang dilakukan akan menilai bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa terhadap metode pembelajaran, serta hubungannya dengan hasil belajar. Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian campuran kategori explanatory sequential. Responden dengan kriteria inklusi mengisi kuesioner tentang kepuasan metode pembelajaran daring. Sedangkan data hasil belajar diambil dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Uji korelasi Spearman kemudian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel. Penelitian kualitatif dilakukan dengan melaksanakan wawancara semi terstruktur pada responden hasil purposive sampling. Hasil transkrip wawancara kemudian dianalisis secara deduktif sebagai informasi dukungan terhadap hasil penelitian kuantitatif. Hasil: Dari 267 responden, sebesar 52,06% (139 orang) merasa puas dan 43,82% (117 orang) merasa sangat puas dengan metode belajar daring. Mayoritas responden sebesar 73,41% (196 orang) memiliki predikat IPK sangat memuaskan. Uji korelasi Spearman menunjukan hasil yang tidak signifikan terhadap hubungan kedua variabel (p=0,263). Akses, desain pembelajaran, interaksi, dan motivasi dalam proses pembelajaran merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa pada metode belajar daring. Kesimpulan: Mayoritas responden merasa puas dengan pelaksanaan pembelajaran dengan metode daring. Hasil belajar responden mayoritas juga berada di tingkat sangat memuaskan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa pada metode belajar daring tidak memiliki hubungan signifikan dengan hasil belajar mahasiswa FKIK Unika Atma Jaya. |