Markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa) mempunyai rasa yang asam, aroma yang khas, dan mengandung senyawa fitokimia serta vitamin yang berguna bagi kesehatan tubuh. Markisa kuning dapat diolah menjadi produk komersial seperti teh, selai dan sirup menggunakan pemanasan dengan oven. Pemanasan menggunakan oven dengan suhu tinggi dan waktu pemanasan lama dapat menyebabkan penurunan kadar air sehingga berat sampel akan menurun. Dampak dari penurunan kadar air mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu produk menjadi lebih tahan lama karena pertumbuhan mikroorganisme dapat dihambat. Namun, kekurangannya yaitu adanya perubahan kualitas fisik dan kandungan nutrisinya contohnya seperti asam askorbat dan fenolik. Asam askorbat mempunyai sifat rentan terhadap oksidasi yang disebabkan karena panas dan cahaya. Sama halnya dengan asam askorbat, fenolik juga dapat mengalami degradasi karena adanya panas. Dalam penelitian ini, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Pada kelompok kontrol, sampel perasan markisa diletakkan pada suhu ruang 25? selama 7 jam. Sedangkan kelompok perlakuan, sampel perasan markisa dimasukkan ke oven suhu 60?, 70?, dan 80? selama 7 jam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh suhu pemanasan pada perasan daging markisa kuning terhadap penurunan berat, kadar asam askorbat dan kadar fenolik. Analisis pengaruh penurunan berat, kadar asam askorbat dan kadar fenolik pada kelompok kontrol dan perlakuan dianalisis menggunakan paired-T-test. Pengujian kadar asam askorbat menggunakan metode titrimetri 2,6 dikloroindofenol, sedangkan kadar fenolik dikuantifikasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan metode Folin-cioceltau. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suhu pemanasan berpengaruh signifikan dalam menurunkan berat dan menurunkan kadar asam askorbat pada suhu 60? dan 80?. Selain itu, suhu pemanasan tidak berpengaruh signifikan pada kadar fenolik pada semua kelompok. |