Pendahuluan: Gangguan tidur adalah beberapa kondisi yang menggangu pola tidur normal dan dapat terjadi pada semua orang termasuk mahasiswa Kedokteran. Gangguan tidur dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, penurunan kemampuan bekerja dan penurunan performa akademik. Namun mahasiswa mengonsumsi kafein untuk meningkatkan performa dalam belajar maupun bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsumsi kafein dengan gangguan tidur pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan metode potong lintang terhadap 386 mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Atma Jaya. Kriteria inklusi berupa mahasiswa preklinik yang masih aktif di Fakultas Kedokteran Atma Jaya, bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan lengkap. Kriteria eksklusi berupa mahasiswa yang memiliki kondisi kesehatan fisik tertentu yang menyebabkan gangguan tidur, mahasiswa yang memiliki gangguan kecemasan yang menggangu tidur, dan konsumsi kafein >400mg. Gangguan tidur diukur menggunakan kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan konsumsi kafein diukur menggunakan Modified Caffeine Consumption Questionnaire (CCQ). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square. Hasil: Berdasarkan 386 responden, terdapat 21,5% yang mengalami gangguan tidur dan 43,52% yang mengonsumsi kafein. Hasil analisis dengan uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi kafein dengan gangguan tidur (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi kafein dengan gangguan tidur pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ. |