| Energi angin merupakan salah satu energi baru terbarukan dengan potensi sebesar 60,6 GW di Indonesia. Sebelum energi angin dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, perlu dilakukan pengukuran potensi energi angin terlebih dahulu dikarenakan kecepatan angin yang sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Data pengukuran tersebut harus dapat diakses oleh pengguna kapanpun dan dimanapun, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan perangkat pengukuran potensi energi angin dengan memanfaatkan penginderaan jarak jauh. Penelitian dimulai dengan menentukan parameter yang diperlukan untuk pengukuran potensi energi angin berupa kecepatan angin, tekanan udara, dan suhu udara, diikuti dengan penentuan perangkat yang akan digunakan. Pengukuran kecepatan angin, tekanan udara, dan suhu udara dilakukan dengan menggunakan apparatus baku dan sensor yang terhubung dengan Arduino Uno. Pengukuran data baku secara manual dilakukan setiap 15 menit sekali, sedangkan pengukuran data dari sensor dan pengunggahan data sensor ke ThingSpeak dilakukan setiap 30 detik sekali yang dikendalikan oleh Arduino Uno. Apparatus baku yang digunakan adalah digital anemometer, barometer, serta digital thermometer, sedangkan sensor yang digunakan adalah Cup Anemometer dan BMP280, serta SIM800L sebagai modul koneksi internet untuk pengunggahan data. Perangkat pengukuran potensi energi angin dengan memanfaatkan penginderaan jarak jauh telah berhasil diwujudkan dengan standar deviasi antara apparatus baku dengan sensor sebesar 0,55oC, 0,077 kPa, dan 0,76 m/s serta sensor dengan ThingSpeak sebesar 0,09oC, 0,013 kPa, dan 0,006 m/s. Potensi daya elektrik energi angin terbesar yang dapat dihasilkan dalam satu waktu tertentu dan rata-rata per satu hari diperoleh pada tanggal 2 Juli 2022 pukul 15:30:01 WIB sebesar ?o.A.104,486 W/m2 dan 2 Juni 2022 sebesar ?o.A.5,507 W/m2. |