Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi energi surya yang cukup besar, tetapi Indonesia sendiri juga merupakan salah satu daerah dengan daerah yang memiliki jumlah akumulasi debu terburuk di dunia. Ketika suatu panel surya yang digunakan untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik terhalang oleh partikel pengotor, daya listrik yang dapat diproduksi akan menurun akibat penurunan jumlah iradiasi matahari yang dapat diterima oleh panel surya. Dalam penelitian ini dilakukan kaji eksperimental pengaruh soiling dengan ketebalan 0,5mm dan 1mm dengan menggunakan pasir dan tanah dengan cara simulasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja panel surya tipe polycrystalline. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kurva I-V melalui data yang didapatkan dari alat ukur electronic load DL24P pada daerah Kampus 3 BSD Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Hasil percobaan menunjukan pasir memiliki butiran berbentuk sudut dengan diagonal dengan warna kuning muda, sedangkan tanah memiliki bentuk butiran yang menyerupai bentuk elips dan bulat dengan warna merah kecoklatan. Bentuk dan warna butiran pasir dinilai memiliki kemampuan yang lebih baik dalam penyebaran cahaya dari pada bentuk butiran dan warna tanah. Hasil percobaan menunjukkan penurunan efisiensi panel surya akibat soiling: lapisan tanah dan pasir setebal 0,5 mm menyebabkan penurunan efisiensi panel masing-masing sebesar 96-96,25% (dari 8-10% menjadi 0,3-0,4%) dan 70-75% (dari 8-10% menjadi 2-3%). Sedangkan lapisan tanah dan pasir setebal 1 mm menghasilkan penurunan efisiensi masing-masing 99,68-99,78% (dari 8-10% menjadi 0,018-0,025%) dan 95% (dari 8-10% menjadi 0,4-0,5 %). |