Pendahuluan: COVID-19 merubah metode kegiatan pembelajaran dibidang kedokteran yang awalnya pembelajaran konvesional tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara dalam jaringan (daring). Di Indonesia sistem baru PJJ masih dalam proses transisi dan belum siap sepenuhnya.Terdapat banyak hambatan yang terjadi selama PJJ sehingga dapat menyebabkan risiko kejadian depresi serta berdampak pada kualitas hidup mahasiswa kedokteran. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Partisipan dengan kriteria inklusi penelitian mengisi 3 jenis kuesioner yaitu Hambatan selama PJJ, PHQ-9 (Depresi), dan WHOQOL-BREF (Kualitas Hidup). Semua data dianalisis bivariat Chi-square, Multivariat MANOVA, dan Korelasi Spearman untuk melihat hubungan dan korelasi antar variabel. Hasil: Uji bivariat Chi-Square menunjukan hasil yang signifikan (p<0,05) terhadap hubungan masing-masing variabel PJJ-Depresi, PJJ-Kualitas Hidup, dan Depresi-Kualitas hidup (p: 0,045;0,022;0,021). Uji MANOVA menunjukan hasil yang signifikan (p<0,05) terhadap hubungan ketiga variabel PJJ-Depresi-Kualitas Hidup (p=0,031). Korelasi Spearman menunjukan Terkendala Perangkat dan Media paling berkorelasi dengan depresi dan kualitas hidup (r: 0,455;0,727). Kesimpulan: Terdapat hubungan PJJ terhadap depresi dan kualitas hidup pada mahasiswa kedokteran preklinik Atma Jaya. Dampak dari depresi dan Kualitas hidup tersebut berpengaruh pada kegiatan mahasiswa sehari-hari. |