Hasil riset yang dilakukan oleh CNBC pada tahun 2019 menunjukkan Indonesia menduduki posisi kedua setelah China yang mengalami polusi laut akibat tingginya jumlah penggunaan kemasan plastik dan Indonesia tercatat memproduksi sampah plastik sedikitnya 64 juta ton tiap tahunnya. Namun, hanya sebesar 60% jumlah sampah yang berhasil diangkut ke Tempat Penampungan Akhir (TPA), lalu hanya sebesar 10% sampah plastik yang berhasil didaur ulang (recycle) dan sisanya tidak terolah dan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Garnier sebagai pelaku industri kecantikan berkonsep sustainability beauty hadir untuk ikut memberikan dukungan positif dalam menangani permasalahan lingkungan melalui program CSR bernama Garnier Green Beauty. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara penerapan program CSR Garnier Green Beauty terhadap tanggung jawab perusahaan terkait keberlanjutan yang dianalisis dengan menggunakan bentuk CSR yakni cause related marketing (CRM) dan pilar pelaksanaan CSR. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik non-probabilitas. Data pendukung penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner/angket online yang disebarkan kepada 96 responden target yang merupakan konsumen produk Garnier. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa nilai tertinggi berada pada indikator alokasi profit sebesar 4,52 dan strengthening economies sebesar 4,53. Serta CSR Garnier Green Beauty dapat memberikan pengaruh yang kuat dan bersifat positif terhadap tanggung jawab keberlanjutan. |