Latar Belakang : Stres dan kualitas tidur yang buruk dikalangan mahasiswa kedokteran lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa prodi lainnnya. Hal ini perlu dikelola menggunakan strategi koping yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dengan stres dan kualitas tidur pada mahasiswa prodi sarjana kedokteran angkatan 2018-2020 FKIK-UAJ.
Tujuan : Mengetahui hubungan strategi koping dengan stres dan kualitas tidur.
Metode : Studi cross-sectional dilakukan kepada 189 mahasiswa kedokteran FKIK-UAJ yang tidak memiliki gangguan tidur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42), BRIEF COPE, dan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan Regresi Logistik.
Hasil : Terdapat 22,2% mahasiswa kedokteran yang mengalami stres dan 43,9% mahasiswa kedokteran yang mengalami kualitas tidur yang buruk. Emotion Focused coping merupakan strategi koping yang sering digunakan oleh mahasiswa kedokteran di FKIKUAJ. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan kualitas tidur (r = 0,48, p < 0,001), stres dengan dysfunctional coping (r = 0,44, p < 0,001), dysfunctional coping dengan kualitas tidur (r = 0, 29, p < 0,001). Melihat efek strategi koping dan stres terhadap kualitas tidur menggunakan regresi logistik dengan model signifikan secara statistik (x2 (184) = 38,59, p<0.001). Didapatkan hasil bahwa meningkatnya stres (OR = 1,10, p < 0,001) dan penggunaan dysfunctional coping (OR = 1,12, p < 0,05) dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan kualitas tidur yang buruk.
Kesimpulan : Tingkat keparahan stres memengaruhi kualitas tidur. Stres dan dysfunctional coping menjadi prediktor untuk kualitas tidur yang buruk.
Kata Kunci : Mahasiswa kedokteran; stres; strategi koping; kualitas tidur |