Latar belakang: Pada bulan April tahun 2020, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang memuat peraturan mengenai pembatasan kegiatan sosial di tempat umum; kondisi tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan. Kecemasan dapat mempengaruhi kualitas tidur di malam hari. Kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko masalah mental, termasuk kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa prodi sarjana psikologi selama masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilakukan pada 315 mahasiswa prodi sarjana psikologi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya dari Desember 2020 hingga Maret 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Kecemasan diukur menggunakan kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) dan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher's Exact. Hasil Penelitian: Berdasarkan karakteristik sosiodemografi, mayoritas responden berusia 20 tahun, perempuan, dan mahasiswa angkatan 2018. Penelitian ini menunjukkan bahwa 73,3% responden mengalami kecemasan dengan prevalensi terbanyak pada mahasiswa perempuan (73,95%) dan mahasiswa angkatan 2019 (83,50%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa 93,6% responden memiliki kualitas tidur yang buruk dengan prevalensi tertinggi pada mahasiswa perempuan (94,01%) dan mahasiswa angkatan 2019 (95,88%). Uji Fisher's Exact menunjukkan hubungan yang signifikan antara kecemasan dan kualitas tidur pada mahasiswa prodi sarjana psikologi selama masa pandemi COVID-19. (p=0,0001). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa prodi sarjana psikologi selama masa pandemi COVID-19. |